jWySnXSOiSNp62TYu6mfgWzHJ85FbojSrxRGMNPP
Favorit

Lonjakan Kasus DBD: Gejala, Fase, dan Cara Pencegahan

Kasus DBD meningkat di musim hujan. Kenali gejala, fase kritis, dan pencegahannya agar kamu dan keluarga tetap aman.

Musim hujan selalu punya caranya sendiri buat bikin suasana berubah. Di luar, jalanan lebih lembap, aroma tanah basah muncul setiap pagi, dan payung jadi benda wajib yang nongkrong di dekat pintu. Sementara di dalam rumah sakit, ada satu hal yang hampir pasti ikut naik tiap musim ini tiba: Kasus DBD.

Sebagai perekam medis yang tiap hari ketemu data, berkas, grafik, dan cerita pasien, peningkatan Kasus DBD itu selalu terasa familiar tapi tetap nggak pernah biasa. Angkanya naik pelan, lalu pelan-pelan merangkak lebih tajam. Dan dari balik meja data, aku bisa melihat bagaimana satu penyakit kecil yang dibawa nyamuk ini bisa bikin banyak keluarga resah.

Di tulisan ini, aku pengin ngobrol santai tentang DBD. Bukan dengan nada kuliah atau bahasa terlalu teknis, tapi dari kacamata orang yang melihat bagaimana penyakit ini datang, pergi, dan kadang bikin panik tanpa aba-aba.

Mengapa Kasus DBD Meningkat?

Peningkatan Kasus DBD biasanya terjadi di musim hujan. Nyamuk Aedes aegypti senang banget dengan tempat lembap dan genangan kecil. Kaleng bekas, tutup botol, tatakan pot bunga semuanya bisa jadi rumah nyaman buat mereka.

Selain itu, perubahan suhu yang nggak stabil bikin daya tahan tubuh banyak orang menurun. Akhirnya, ketika nyamuk dengue datang, tubuh sedang tidak dalam kondisi terbaik untuk melawan.

Beberapa rumah sakit juga melaporkan adanya peningkatan pasien dengan demam tinggi “yang bukan flu”. Dan dari catatan medis, jumlah pasien rawat inap karena DBD cenderung naik di rentang Desember–Maret.

Apa Itu DBD?

DBD atau Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes. Gampangnya, nyamuk ini menggigit seseorang yang sudah terinfeksi virus, lalu menularkannya ke orang lain.

Yang sering orang lupa, nyamuk Aedes aktif menggigit di pagi hingga sore hari, bukan malam. Jadi meskipun malam kita merasa aman dari nyamuk, ternyata waktu "serangan" sebenarnya justru saat aktivitas kita lagi padat-padatnya.

Gejala DBD pada Anak dan Dewasa

Gejala DBD itu tricky. Kadang mirip flu, kadang muncul tiba-tiba, kadang terlihat “ringan” tapi ternyata masuk fase berbahaya.

Gejala umum:

  • Demam tinggi mendadak (bisa sampai 40°C)
  • Nyeri otot dan tulang
  • Sakit kepala hebat
  • Mual, muntah
  • Ruam kemerahan di kulit

Gejala yang sering dikira flu biasa:

  • Badan pegal-pegal
  • Nafsu makan turun
  • Demam yang naik-turun

Tanda bahaya:

  • Mimisan atau gusi berdarah
  • Tinja hitam
  • Muntah terus-terusan
  • Perut sakit hebat
  • Tampak sangat lemas

Perubahan suhu tubuh: DBD punya pola unik demam tinggi di awal, lalu turun mendadak di hari ke-3 atau ke-4. Banyak orang salah paham, mengira pasien membaik. Padahal justru itulah fase kritis.

Perbedaan DBD vs Tipes vs Flu

Supaya lebih jelas, aku rangkum dalam tabel singkat:

DBD: Demam tinggi mendadak, nyeri hebat, ruam, trombosit turun.
Tipes: Demam naik sore-malam, gangguan pencernaan, lemas ekstrem.
Flu: Hidung tersumbat, batuk, demam tidak terlalu ekstrem.

Fase-Fase DBD

1. Fase Demam
Biasanya 2–3 hari pertama. Demam tinggi mendadak dan tubuh terasa sangat tidak nyaman.

2. Fase Kritis
Justru ketika demam turun, tubuh bisa mengalami kebocoran plasma, penurunan tekanan darah, dan tanda-tanda syok. Ini fase paling berbahaya.

3. Fase Pemulihan
Tubuh perlahan membaik, nafsu makan kembali, dan energi mulai pulih. Trombosit ikut naik meskipun tidak langsung normal.

Kapan Harus Pergi ke IGD?

Beberapa tanda harus bikin kamu langsung cabut ke rumah sakit:

  • Tanda syok (tangan-kaki dingin, lemas ekstrem)
  • Muntah terus tanpa henti
  • Perdarahan (mimisan, gusi, BAB hitam)
  • Tidak bisa minum
  • Nyeri perut hebat

Cara Pencegahan DBD yang Realistis

1. Strategi 3M Plus

  • Menguras tempat air
  • Menutup wadah air
  • Mendaur ulang barang bekas
Plus: pakai lotion anti-nyamuk, periksa lingkungan berkala.

2. Di rumah
Bersihkan area belakang rumah, tatakan pot, dan genangan kecil yang sering luput dari perhatian.

3. Di kantor atau sekolah
Pastikan ruangan cukup cahaya, ventilasi baik, dan tidak ada wadah kecil berisi air.

4. Tips musim hujan
Periksa saluran air dan talang yang sering jadi tempat genangan.

Perawatan DBD di Rumah

Jika dokter sudah memastikan pasien bisa dirawat jalan, beberapa hal penting:

Cairan: air putih, oralit, jus buah, kuah sup.

Makanan: makanan lembut dan mudah dicerna.

Yang harus dihindari: obat bebas NSAID seperti ibuprofen tanpa petunjuk dokter.

Mitos vs Fakta DBD

Mitos: Air kelapa bisa menaikkan trombosit.
Fakta: Yang menaikkan trombosit adalah proses pemulihan tubuh, bukan minuman tertentu.

Mitos: DBD hanya menyerang anak-anak.
Fakta: Dewasa juga bisa terkena dan bahkan mengalami gejala yang lebih berat.

Tips Jaga Daya Tahan Tubuh Selama Musim Hujan

Beberapa hal sederhana tapi sering terlewat:

  • Tidur cukup 7–8 jam
  • Minum air yang cukup
  • Konsumsi buah dan sayur kaya vitamin C
  • Olahraga ringan 20–30 menit sehari
  • Jaga kebersihan rumah dan tempat kerja

Sumber Rekomendasi Tepercaya

  • Kemenkes RI - https://www.kemkes.go.id
  • WHO Dengue - https://www.who.int
  • CDC Dengue - https://www.cdc.gov/dengue

Akhiran

Kasus DBD memang datang musiman, tapi dampaknya nyata. Dari balik meja rekam medis, aku sering melihat bagaimana satu gigitan nyamuk bisa mengubah situasi satu keluarga dalam semalam. Semoga tulisan ini bisa bantu kamu lebih aware terhadap lingkungan sekitar dan lebih cepat tanggap kalau ada gejala yang mencurigakan.

Kalau menurutmu tulisan ini bermanfaat, silakan dibagikan. Siapa tahu bisa membantu orang lain tetap sehat musim ini.

Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.


Posting Komentar
Boleh banget tinggalin komentar di bawah. Kalau mau dapet kabar tiap ada yang bales, tinggal centang aja kotak “Beri Tahu Saya”. Simpel banget.