jWySnXSOiSNp62TYu6mfgWzHJ85FbojSrxRGMNPP
Favorit

Kebaikanmu Tetap Kebaikan, Meski Tak Ada yang Notice

Kebaikan tetap berarti meski tidak terlihat. Refleksi santai tentang berbuat baik tanpa perlu pengakuan.

Kadang, di tengah hidup yang serba cepat ini, kita melakukan hal-hal kecil yang menurut kita “ya udahlah, cuma hal kecil kok,” tapi diam-diam kita berharap ada seseorang yang melihatnya.

Entah ucapan terima kasih, senyum balasan, atau sekadar pengakuan tipis-tipis bahwa kita sudah berusaha. Tapi kenyataannya? Nggak selalu begitu. Bahkan seringnya… nggak ada siapa pun yang notice.

Dan di titik itulah kita mulai bertanya, apa kebaikan tetap disebut kebaikan kalau nggak ada yang tahu? Kalau nggak ada yang memuji? Kalau nggak ada yang sadar? Jawabannya, meski pahit atau menenangkan tergantung gimana kita melihatnya, adalah: ya, tetap kebaikan.

Tulisan ini semacam refleksi santai, tentang kebaikan tanpa panggung, tentang usaha yang nggak kelihatan, dan tentang bagaimana kecilnya sebuah tindakan tetap bisa berarti besar, meski nggak ada satu pun mata yang memerhatikan.

Kita Kadang Berharap Ada yang Melihat

Jujur aja kita semua manusia, dan manusia itu punya ruang kecil di dalam dirinya yang ingin dihargai. Mau sebaik apa pun kita berkata “aku melakukan ini bukan untuk dipuji,” tetap saja kita punya kebutuhan untuk merasa dilihat. Rasanya wajar, dan nggak ada yang salah dari situ.

Misalnya saat kamu bantuin orang, jaga sikap baik, atau nahan diri buat tidak merespons buruk meski lagi kesal. Itu semua bentuk kebaikan, dan pastinya ada effort di baliknya. Kadang, effort itu membuat kita berharap ada timbal balik.

Tapi dunia tidak selalu bergerak seadil dan seromantis itu. Ada saat-saat ketika kamu sudah berusaha, tapi nggak ada satu pun orang yang mengakui apa yang kamu lakukan. Di sinilah ujian kecilnya muncul: apakah kamu tetap memilih kebaikan itu?

Kebaikan Bukan Panggung, Tapi Proses Internal

Sebenarnya, kebaikan itu bukan performa, bukan panggung yang butuh tepuk tangan, bukan pula kompetisi siapa paling tulus. Kebaikan itu proses internal tentang bagaimana hati kita bergerak, bagaimana pikiran kita memilih untuk merespons dunia.

Kadang, dunia seolah tidak peduli. Tapi diam-diam, kebaikan itu membentuk kita pelan-pelan. Kita jadi lebih sabar, lebih lembut, lebih bertumbuh… meskipun perkembangan itu nggak langsung kelihatan.

Dan lucunya, justru ketika tidak ada yang melihat, kebaikan itu jadi lebih murni. Tidak tercampur keinginan untuk dipuji, tidak dikotori motif gengsi. Justru di sana letak kemanisannya.

Kebaikan yang Diam-Diam Justru Lebih Dalam

Kalau dipikir-pikir lagi, bukankah hal-hal yang kita lakukan tanpa disorot justru terasa lebih jujur? Kebaikan yang kamu lakukan tanpa memikirkan ucapan terima kasih, itulah kebaikan yang paling manusiawi.

Kayak ketika kamu sengaja melambatkan langkah buat menunggu teman, padahal kamu lagi capek. Atau saat kamu menahan emosi dan memilih tidak membalas kata-kata buruk seseorang. Atau ketika kamu membantu tanpa bilang-bilang, tanpa perlu mengabarkan apa pun.

Hal-hal itu mungkin terdengar sepele, tapi di situlah nilai sebenarnya. Kebaikan yang tidak diumumkan ke dunia justru menyentuh hati orang-orang yang diam-diam melihatmu… meskipun kamu nggak tahu siapa mereka.

Tak Semua Orang Mampu Melihat Usahamu

Yang perlu kita pahami adalah: tidak semua orang punya kemampuan atau kepekaan untuk menyadari kebaikan. Ada yang terlalu sibuk, ada yang tak terbiasa peka, ada yang memang secara emosional sulit membaca situasi. Dan ada pula yang sebenarnya notice, tapi tidak tahu bagaimana cara menunjukkan apresiasi.

Jadi ketika tidak ada yang melihat, bukan berarti kebaikanmu tidak berarti. Kadang, hanya berarti mereka tidak sadar. Dan ketidaksadaran orang lain bukanlah ukuran berharganya tindakanmu.

Berbuat Baik Membentukmu Pelan-Pelan

Kalau dipikir lebih jauh, kebaikan itu sebenarnya bukan untuk orang lain saja. Kebaikan itu juga untuk kita untuk membentuk bagaimana karakter kita berkembang. Setiap pilihan untuk tidak membalas, setiap langkah kecil untuk memilih empati, setiap momen ketika kamu mengalah meski bisa saja menang… semuanya membentuk dirimu menjadi seseorang yang lebih besar dari egomu.

Kadang, kebaikan itu seperti air yang mengalir ke tanah kering. Tidak selalu kelihatan, tapi perlahan menyuburkan sesuatu di dalam sana.

Ketika Kamu Lelah Karena Tidak Ada yang Menghargai

Wajar banget kalau kamu capek. Wajar kalau kamu merasa, “Kenapa cuma aku yang effort?” atau “Kenapa aku yang harus berbuat baik terus?” Kamu manusia, bukan mesin penghasil kesabaran tanpa batas.

Tapi coba tarik napas sebentar. Ingat bahwa kebaikan itu bukan tentang siapa yang paling banyak memberi, tapi tentang siapa yang tidak kehilangan dirinya meskipun dunia tidak membalas sesuai harapan.

Kamu boleh istirahat. Kamu boleh menarik diri sejenak. Itu bukan tanda kamu jahat itu tanda kamu manusia yang butuh ruang untuk pulih.

Kebaikanmu Mungkin Tak Terlihat, Tapi Tidak Hilang

Dunia ini punya cara aneh dalam membalas. Kadang tidak langsung, kadang tidak lewat orang yang sama, kadang tidak melalui situasi yang kita harapkan. Tapi percayalah kebaikan tidak pernah hilang. Ia menempel pada dirimu, pada caramu melihat dunia, pada bagaimana orang lain merasakan kehadiranmu.

Dan pada akhirnya, kebaikan itu kembali ke kamu meski jalannya berputar-putar dulu.

Penutup: Tetap Jadi Baik, Tanpa Perlu Lampu Sorot

Kalau kamu sedang berada di fase “kok rasanya nggak ada yang notice?”, ingatlah bahwa kebaikanmu tetap kebaikan. Tidak peduli besar atau kecil, terlihat atau tidak. Dunia mungkin sibuk, manusia mungkin lalai, tapi nilai dari tindakanmu tidak berkurang sedikit pun.

Tetaplah menjadi dirimu. Tetaplah berbuat baik, meski dalam diam, meski tanpa saksinya. Karena pada akhirnya, kebaikan itu bukan tentang siapa yang tahu tapi tentang siapa kamu memilih untuk menjadi.

Dan kalau kamu membaca sampai sini, izinkan aku bilang: aku notice. Dan aku bangga pada kebaikan kecil yang mungkin kamu pikir tidak berarti. Karena, percayalah itu berarti.

Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.


إرسال تعليق
Boleh banget tinggalin komentar di bawah. Kalau mau dapet kabar tiap ada yang bales, tinggal centang aja kotak “Beri Tahu Saya”. Simpel banget.